Skip to content
Home » Review Dragon Ball Z Kakarot: Luas Tapi Eksekusi Kurang Matang

Review Dragon Ball Z Kakarot: Luas Tapi Eksekusi Kurang Matang

Dragon Ball Z Kakarot

Bagi sebagian gamers yang juga fans Dragon Ball, Dragon Ball Z Kakarot memberikan angin segar karena menawarkan gameplay baru yakni dengan gaya action RPG. Selain itu, seperti yang kita ketahui, game-game Dragon Ball Z yang dirilis selama ini, nggak membawa cerita asli dari awal hingga akhir secara lengkap. Nah, Bandai Namco dan CyberConnect 2, selaku developer dan juga publisher ingin mencoba mengabulkan permintaan para fans Dragon Ball Z dengan merilis Kakarot ini.

Dragon Ball Z Kakarot

Game ini pada awalnya bernama Dragon Ball Z Project Z. Kemudian, beberapa bulan setelah pengembangan, sang developer mengganti namanya menjadi Dragon Ball Z Kakarot. Berbeda dengan beberapa seri yang baru keluar sebelumnya yang lebih menekankan segi fightingnya, game ini mencoba untuk bereksperimen dengan membuat lingkungan free roam. Game terbaru dari franchise anime paling terkenal sepanjang masa ini dirilis di PlayStation 4, Xbox One, dan juga PC. Namun, apakah game ini memuaskan secara gameplay? Pada kesempatan kali ini, redaksi Sobat Game akan membahas game ini lebih lengkap. Penasaran? Ikuti kami hingga akhir.

Gameplay Dragon Ball Z Kakarot

Yang kita ketahui selama ini, umumnya, game-game Dragon Ball yang kita kenal selama ini hadir dengan genre fighting, meskipun ada beberapa yang memiliki genre lain. Sekitar 1 dekade lebih lalu, Bandai Namco (dulu Bandai saja), merilis game Dragon Ball Z dengan genre di luar dari fighting yakni Dragon Ball Z Sagas. Akan tetapi, hasilnya cukup mengecewakan untuk penggemarnya. Kemudian, di konsol PlayStation 2, Dragon Ball Z hadir kembali seperti genre sebelumnya. 2 generasi selanjutnya lewat, Dragon Ball Z pun tetap dirilis. Bandai beserta dengan developer yang mereka ajak kerja sama merilis game Dragon Ball Z yang cukup unik yang mencoba menggabungkan fighting dengan gaya semi-action adventure yakni Dragon Ball Xenoverse. Seri tersebut pun tergolong sukses dan Dragon Ball Z dirilis lagi dengan genre fighting namun dengan animasi 2D, Dragon Ball FighterZ. Game ini juga melanjutkan kesuksesan Dragon Ball Xenoverse.

Baca Juga  Review Final Fantasy Awakening, ARPG Seru dari Square Enix

Dragon Ball Z Kakarot

Setelah kesuksesan dua seri tersebut, Bandai memboyong developer bernama CyberConnect 2 yang dikenal sebagai developer yang mengembangkan game-game anime terkenal untuk mengerjakan proyek baru bernama Dragon Ball Z Project Z yang akhirnya berganti nama menjadi Dragon Ball Z Kakarot. Berbeda dengan game-game sebelumnya, game ini mengusung genre action RPG dengan map yang super luas. Di sini, kalian bisa menikmati kota dan juga padang rumput, tebing, dan tempat-tempat lainnya dengan bebas. Mungkin karena merebaknya game dengan fitur free roam, seri ini pun akhirnya ikut mengusung konsep tersebut.

Dragon Ball Z Kakarot

Meskipun fitur ini adalah nilai jual dari game ini, amat kami sayangkan konsep free roam pada game dari anime besutan Akira Toriyama ini terasa kurang matang. Kami merasakan banyak hal yang kosong ketika berkeliling di dunia Dragon Ball. Memang sih ada beberapa fitur unik seperti memancing dan juga side mission selayaknya game-game RPG pada umumnya. Namun, tetap saja hal tersebut belum bisa membayar betapa kurang padatnya konsep free roam yang diusung oleh game ini.

Untung saja kekurangan tersebut bisa ditutupi dengan fighting yang sangat fluid dan seru. Gaya bertarung ala game Dragon Ball Z yang sebelumnya dirilis di PS3 dan Xbox 360 tetap dipertahankan. Alih-alih menggunakan sudut pandang kamera side-scrolling, Game Dragon Ball Z kali ini mengambil sudut pandang third-person. Selain itu, kalian bisa menggunakan karakter-karakter lain selain Goku. Nggak hanya itu saja, karakter-karakter yang kamu mainkan bisa kamu tingkatkan kemampuannya melalui level-up.

Grafis dan Storyline

Hal lain yang cukup kami suka dari game ini adalah grafis 3D yang luwes dan animasi yang sangat baik. Grafis bergaya cell shaded diusung oleh CyberConnect 2 agar bisa memadukan animasi 3D dengan gaya 2D untuk mempertegas gaya kartunnya. Efek-efek yang dikeluarkan pada game ini pun cukup memuaskan. Jurus-jurus seperti Kamehameha, Big Bang Attack, atau Spirit Bomb terlihat sangat keren dan juga menunjukkan betapa brutalnya pertarungan di Dragon Ball Z. Selain itu, kalian juga bakal melihat baju yang tercabik-cabik ketika para petarung Dragon Ball ini bertarung mati-matian melawan musuh yang super kuat.

Lalu, hal lain yang menurut kami sesuai ekspektasi adalah cerita hingga Buu Saga. Apabila kalian kecewa berat dengan game Dragon Ball Z Saga, di game ini bisa menjadi salah satu tanggung jawab Bandai Namco akan hal tersebut. Kalian akan menemukan karakter-karakter seperti Buu, para Android, dan banyak karakter yang ada pada Dragon Ball Z. Satu hal lagi yang bagi kami agak mengganggu adalah percakapan yang terasa agak kaku.

Kesimpulan

Kami cukup puas dengan gameplay yang disuguhkan game ini walaupun konsep free roamnya ini terasa kurang berfaedah. Mungkin seharusnya CyberConnect 2 membuat konsep free roamnya ini menjadi lebih hidup supaya nggak terkesan kosong. Akan tetapi, di balik itu semua, fighting pada game ini sangat memuaskan. Apalagi dengan efek-efek yang bombastis dan juga gerakan yang luwes. Apakah game ini layak untuk dimainkan? Bagi kalian penggemar Dragon Ball Z, kenapa nggak?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *