Skip to content
Home » The Medium – Game Horror yang Menggangu Psikologismu

The Medium – Game Horror yang Menggangu Psikologismu

The Medium

Pemanfaatan teknologi ray tracing sudah mulai populer di akhir-akhir ini. Apalagi hadirnya GPU dari dua kubu yang sudah mendukung teknologi tersebut. Sebuah game bernama The Medium yang mengusung tema horror-psikologis dirilis oleh sebuah developer asal Polandia bernama Blobber Team. Sepertinya developer asal Polandia akhir-akhir ini mulai menunjukkan taringnya di industri gaming. Blobber sendiri telah menelurkan beberapa game-game horror psikologis. The Medium sendiri adalah game eksklusif Microsoft di mana game ini hanya dirilis di PC dan juga Xbox Series X/S.

The Medium

Meski game ini bukan digarap oleh studio raksasa, The Medium cukup mencuri perhatian di kalangan PC gamers karena game ini dianggap cukup berat permintaannya terutama dengan konfigurasi ray tracing. Sebagian orang mungkin bingung mengapa game dengan kamera statis seperti ini bisa seberat ini. Terang saja, RTX 3000 high-end dengan resolusi 4K saja masih mendapatkan fps di sekitar 40an ketika dihajar dengan konfigurasi grafis rata kanan dan DLSS Quality.

Ray tracing bisa dibilang teknologi revolusioner yang membuat refleksi dunia yang lebih realistis, dan ini yang membuat komponen seperti GPU dan CPU bekerja semakin berat. Inilah alasan mengapa, The Medium menjadi bahan pembicaraan banyak media terutama pada aspek grafisnya. Kalian penasaran dan ingin memainkan game satu ini, kalian bisa mengikuti artikel Sobat Game kali ini tentang The Medium.

Storyline The Medium

Game dengan tema horror psikologis ini mengambil setting di Polandia selepas runtuhnya rezim komunisme Uni Soviet di tahun 1999. Di game ini kalian akan berperan sebagai seorang perempuan bernama Marianne yang memiliki kekuatan yang mampu membuatnya menjadi seorang perantara yang mampu pergi ke dunia roh. Mungkin kalau era sekarang Marianne dianggap sebagai seorang indigo. Kehdiupannya menjadi seorang indigopun membuatnya menjadi tidak tenang. Di sini dia harus membantu arwah gentayangan untuk mencari tempat peristirahatan terakhir mereka.

Baca Juga  Ni No Kuni Wrath of the White Witch: Akhirnya Ke PC!

The Medium

Dalam perjalanannya menjadi seorang indigo, Marianne memimpikan seorang lelaki yang menembak perempuan kecil di pinggir danau. Terbangun dari mimpinya, Marianne menerima telpon misterius dari seorang lelaki bernama Thomas yang ternyata mengetahui kemampuannya tersebut. Dan Thomas pun akan memberitahukan tentang asal muasal kekuatan yang dimiliki Marianne dan juga mimpi yang dialaminya, dengan persyaratan jika Marianne sanggup memenuhi permintaan Thomas untuk menemuinya di sebuah tempat penginapan benama Niwa, peninggalan rezim komunis Soviet.

Sebenarnya, penginapan itu sudah lama ditutup oleh pemerintah setelah terjadinya pembunuhan beberapa tahun lalu. Begitulah sebagian besar garis cerita game The Medium. Karena game ini menitik beratkan pada cerita dan kami-pun tidak ingin mengurangi kenikmatan bermain dengan memberikan spoiler, kami menyarankan kalian untuk memainkan game ini dan mengikuti jalur ceritanya.

Grafik dan Gameplay The Medium

Ketika bilang game apa yang pemanfaatan ray tracingnya paling berat, mungkin game The Medium bisa masuk ke dalam daftar tersebut. Game ini memamerkan teknologi ray tracing dengan apik. Pencahayaan hingga refleksi yang kalian temukan di kubanyak air terlihat sangat indah. Selain itu, berbeda dengan game horror lainnya, The Medium mencoba membawa kalian bernostalgia dengan gaya sudut pandang game-game horror yang pernah ada di PlayStation pertama dan kedua. Kamera di dalam game ini diambil dari berbagai sudut.

The Medium

Kemudian, yang menjadi daya tarik dari game The Medium adalah voice acting dan efek suaranya yang sangat memukau. Kalian akan merasakan ketegangan yang mengganggu kalian dengan penuh ketakutan. Di game ini kalian akan menemukan banyak puzzle yang sangat apik sekali digarap. Teka-teki yang dihadirkan pun terkesan sangat fluid. Ditambah lagi dengan musik-nya yang digarap oleh Akira Yamaoka yang pernah menjadi composer musik game horror ternama, Silent Hill, game ini akan memberikan pengalaman baru dalam bermain game horror.

Baca Juga  Review Resident Evil 3 Remake: Bagus Tapi Kurang Memuaskan

Namun, dibalik segala aspek yang memukau, The Medium meninggalkan sedikit hal yang membuat kami agak tidak nyaman ketika memainkan, yakni kontrolnya yang berat. Kami berasumsi bahwa, The Medium ingin mengembalikan nostalgia pemain Silent Hill dan juga Resident Evil di konsol PSX. Bagi gamers lama, mungkin cukup mudah beradaptasi dengan gaya seperti ini, tapi tak tahu dengan gamers baru.

Kesimpulan

The Medium adalah game yang ingin membawa nostalgia bermain game survival horror dengan gaya seperti game horror klasik konsol PSX dengan grafis yang sangat memukau. Voice acting dan juga grafisnya sangat diacungi jempol. Dan ini bisa menjadi game pembuka eksklusif Xbox Series X/S yang cukup impresif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *